Tuntutlah Ilmu Hingga Ke Negeri China (Part II)

Hal yang membuat China seolah diidentikkan dengan ilmu pengetahuan adalah, pengembangan uang kertas. Siapa yang tidak mengenal jalur sutra, pada masa dinasti Tang, Tiongkok berhasil mencapai masa keemasannya yang membuat kegiatan ekonomi dan perdagangan menjadi sangat berkembang. Dengan berkembangnya perdagangan, para pedagang teh yang merasa tidak nyaman dengan banyaknya uang yang dibawanya baik karena berat atau karena rasa tidak aman, memutuskan untuk menukar cek atau bukti pembayaran dalam perdagangannya yang kemudian dapat ditukar kembali di lembaga keuangan terdekat.

Beberapa waktu setelahnya, tepatnya di zaman dinasti Song, hal ini akan disempurnakan menjadi uang kertas seperti yang kita kenal saat ini. Berikutnya sistem ujian kekaisaran, semua yang ada dibawah langit adalah tanah kepemilikan kaisar, semua orang adalah pelayannya. Perkataan ini menggambarkan cita-cita tertinggi dari seorang muda untuk mengabdi kepada masyarakat dengan menjadi pejabat.

Pada zaman dulu, agar bisa bekerja di pemerintahan, seorang harus memiliki koneksi internal atau harta yang besar. Hal ini cenderung membuat pemerintahan menjadi korup dan para penjabat menjadi tidak kompeten. Menghadapi permasalahan ini para pemimpin Tiongkok berusaha memperbaiki kualitas dari para pejabatnya dengan menerapkan sistem ujian terstandarisasi untuk merekrut pejabat pemerintahan.

Melalui sistem ujian yang sulit, pejabat dipilih berdasarkan kemampuannya, bukan koneksi ataupun hartanya. Hal ini membuka peluang untuk masyarakat yang paling miskin sekalipun bisa merubah nasibnya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika cita-cita terbesar dari masyarakat yang hidup saat itu adalah bekerja sebagai pejabat pemerintahan. Dengan diberlakukannya sistem ujian, dinasti Tang berhasil menerapkan pemerintahan yang dijalankan oleh kaum-kaum terpelajar atau mandarin. Dikemudian hari sistem ini akan ditiru oleh negara-negara barat yang kemudian ditiru kembali oleh negara-negara lainnya termasuk Indonesia.

Berikutnya, keterbukaan terhadap kritik dan mau mendengar bawahannya. Sebagai seorang kaisar, Li mau mendengar kritik dari para pejabatnya yang terdiri dari orang-orang yang paling berbakat di bidangnya masing-masing. Diantara semua pejabatnya, Wei Zheng adalah tokoh yang paling penting sekaligus penasihat kaisar yang paling bijaksana. Sebagai pejabat ia bekerja dengan sangat baik dan tidak sedikitpun berusaha untuk melindungi kursi jabatannya. Ia bahkan tidak segan-segan melawan perintah atau mengkritik kehidupan pribadi sang kaisar jika merasa hal tersebut berpeluang untuk membahayakan atau menghancurkan pemerintahan.

Wei Zheng sangat menjunjung tinggi sikap memimpin dengan memberi teladan. Dengan menggunakan kehidupan pribadi sang kaisar sebagai teladan untuk mengontrol masyarakat dan negaranya. Setelah ia meninggal, kaisar Li menjadi sangat sedih, ia bahkan memberikan komentar, berkaca dengan cermin seseorang dapat merapihkan pakaiannya, berkaca dengan sejarah seorang dapat meramal kecenderungan yang terjadi di masa depan, berkaca dengan manusia lainnya, seorang dapat memperbaiki tingkah laku diri sendiri. Setelah Wei Zheng meninggal aku telah kehilangan sebuah cermin.

Dinasti Tang Tiongkok juga menjunjung keberagaman, berbeda dengan para pemimpin Tiongkok sebelumnya yang memegang teguh prinsip Sinosentrisme dengan mengutamakan superioritas suku Han diatas segalanya. Li merupakan kaisar yang prakmatis dan menjunjung tinggi keberagaman, dibawah kepemimpinannya ia mengizinkan masyarakat dari berbagai suku untuk tinggal, menetap dan berdagang di kekaisarannya. Hal ini meningkatkan pemasukan pajak bagi pemerintah dan membuat Tiongkok berubah menjadi kekaisaran kosmopolitan.

Dibidang militer, Li melakukan berbagai hal yang lebih mengejutkan lagi yaitu merekrut para perwira dan pasukan yang berasal dari sekitar wilayah kekaisaran. Padahal dalam sejarah, suku-suku tersebut seringkali menyerang dan merampok wilayah kekaisaran. Li melihat situasi ini dengan sudut pandang yang berbeda, ia berhasil melihat potensi dari pasukan tersebut untuk memperkuat pasukan kekaisarannya seperti pasukan berkuda ringat atau pasukan pemanah berkuda yang berasal dari padang rumput.

Oleh sebab itu, pasukan kekaisarannya berhasil menjadi pasukan yang dikagumi sekaligus ditakuti oleh bangsa-bangsa di sekitarnya. Melalui hal ini kita bisa melihat bagaimana Li mampu melihat dan memperkerjakan bawahannya sesuai dengan bakatnya masing-masing. Demikian penjelasan dari saya, mendengar penjelasan tersebut Bu Naim kemudian tersenyum dan berkata “bagus dan lengkap sekali ya penjelasannya”. Mendengar Bu Naim berkata seperti itu, admin menjawab “kalau topiknya berbicara tentang udang, saya pasti tidak bisa menjelaskan selengkap dan sebaik Bu Naim menjelaskan tentang udang”.