Siapa yang tidak mengenal istilah tuntutlah ilmu sampai ke negeri China, rasanya semua juga sudah mengetahuinya. Perkataan yang satu ini membuat admin teringat akan masa kuliah admin saat masih belajar dengan dosen yang sangat berdedikasi salah satunya adalah Ibu Sidrotun Naim. Bu Naim adalah salah satu Dokter Udang terbaik yang dimiliki Indonesia. Beliau mendapat beasiswa untuk melanjutkan studinya di berbagai universitas ternama dunia termasuk Havard.
Sebagai seorang pengajar dan peniliti, Bu Naim dikenal sebagai sosok yang cerdas dan rendah hati. Admin masih ingat ketika sedang mempersiapkan suatu acara seorang panitia pernah menanyakan bagaimana nama dan gelarnya yang begitu panjang seharusnya ditulis. Bu Naim yang saat itu menjadi speaker hanya tersenyum dan meminta tim panitia untuk menuliskannya secara singkat. Kejadian tersebut sangat dikenang oleh mereka yang pernah belajar dibawah bimbingannya.
Suatu ketika saat sedang mengajar di kelas, Bu Naim pernah bertanya kepada semua mahasiswanya, “Kalian semua pasti pernah mendengar istilah tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”, adakah yang bisa menjelaskan apakah arti dari perkataan tersebut. Bagi mereka yang pernah menjadi mahasiswa kurang lebih pasti mengerti bagaimana reaksi dari para mahasiswa ketika ditanya oleh para dosen-dosennya. Umumnya mahasiswa hanya saling memandang satu sama lain tapi tidak ada tangan yang terangkat untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Nah disini admin ingin memberikan sedikit bocoran bagaimana cara kita memilih seseorang tanpa bersuara atau menunjukknya. Caranya cukup simple yaitu dengan cara memandangnya, saat itu para mahasiswa mulai memandang ke arah yang sama yaitu ke arah admin. Melihat reaksi tersebut Bu Naim sebagai seorang dosen yang sanagt berpengalaman segera mengikutinya. Dalam situasi dimana semua orang sedang memandang, admin sadar bahwa admin sudah tidak dapat kabur.
Melihat hal itu Bu Naim hanya tersenyum dan kemudian meminta admin untuk menjawabnya. Adminpun menjawab, kalau menurut pandangan umum, arti dari perkataan tersebut adalah keinginan atau tekad yang besar untuk belajar. Tapi, mengapa yang disebut adalah China?, kenapa bukan Romawi atau Persia yang pada saat itu juga adalah negara maju. Pada saat itu, Tiongkok adalah negara yang sangat maju karena diperintah oleh seorang pemimpin yang sangat berbakat.
Ia adalah kaisar Tang Taizong Li Shimin, sesuai namanya ia adalah kaisar ke dua dari dinasti Tang yang pada masa pemerintahannya Tiongkok berhasil mencapai masa keemasannya. Sedemikan hebat pencapainnya membuat para kaisar setelahnya selalu membandingkan masa pemerintahannya dengan masa pemerintahan kaisar yang satu ini. Para ahli sejarah sering menganggap masa pemerintahannya sebagai salah satu masa keemasan Tiongkok bersama dengan kaisar Han, Qing.
Lalu apakah yang unik dari Tiongkok saat itu?, yang pertama, mengembangkan teknik pembuatan kertas. Manusia bukanlah mahluk yang sejak lahir bisa melakukan apapun, kita bisa karena belajar. Kita belajar melalui tradisi lisan maupun catatan tertulis yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita sebelumnya. Untuk menulis, manusia membutuhkan suatu media, dan diantara berbagai media seperti batu, bambu, kulit, sutra dan lainnya, kertas adalah media yang paling baik saat itu.
Dengan menguasai teknik pembuatan kertas, berbagai bentuk informasi dan ilmu pengetahuan dapat dicetak dan disimpan dengan baik. Hal ini membuat Tiongkok sebagai bangsa pertama yang menemukan tehnik pembuatan kertas menjadi sangat maju karena mampu mengabadikan pengetahuan China dari berbagai generasi. Di masa dinasti Tang, tehnik pembuatan kertas mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai sastrawan, salah satunya adalah Li Bai. Pada masa dinasti Tang, kertas juga sudah digunakan sebagai pembungkus untuk berbagai komoditas andalan dari Tiongkok seperti teh.
Ke dua, menemukan percetakan, sebagai bangsa yang menemukan tehnik pembuatan kertas, Tiongkok juga adalah penemu dari tehnik percetakan. Dengan adanya alat cetak, pembuatan buku dan dokumen menjadi jauh lebih cepat dari masa sebelumnya. Pada saat itu dinasti Tang menemukan tehnik percetakan dengan mengukir setiap kata pada balok kayu yang digunakan untuk memperbanyak karya-karya populer zaman itu.
Bagi kita proses tersebut mungkin terdengar sangat kompleks, namun bagi mereka yang hidup saat itu tehnik percetakan merupakan salah satu penemuan terpenting yang membuat ilmu pengetahuan dapat diakses dengan lebih murah. Penemuan ini akan disempurnakan pada zaman dinasti Song dengan balok kayu yang bisa dipindahkan.